"Nehaf Sau Bonout Sau" "Satu Hati Satu Komitmen"

Rabu, 26 Desember 2018

Drs. Bernard Sagrim, MM. melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung Gereja GPIJS Jemaat Kolose Kambufatem

Ibadah bersama peletakan baru pertama
Maybrat News- Bupati Kabupaten Maybrat, Drs. Bernard Sagrim, MM. pada hari ini Rabu 27 Desember 2018, melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung Gereja GPIJS Jemaat Kolose Kambufatem Distrik Aitinyo Barat.
Dalam sambutannya, Bupati mengatakan bahwa dalam pembangunan gedung gereja adalah suatu upaya baik yang bisa membangun suatu perkumpulan atau tempat peribadatan setiap umat manusia yang pada prinsipnya dapat merubah mental dan sikap orang sehingga berpengaruh pada kehidupan yang lebih baik. Sehingga dalam pembangunan rumah Ibadah ini dapat kami mendorong dan mendukung sepenuhnya sehingga kedepan khususnya kepada panitia agar selalu berkordinasi dgn pemerintah daerah untuk selalu membantu baik dalam bentuk matrial ataupun uang yang nantinya di pergunakan di setiap pembangunan nanti. Dalam kesempatan ini juga dapat kami berikan apresiasi maupun do,a sehingga dalam pembangunan sampai dengan selesai kita semua dalam keadaan sehat yang kemudian bisa beribadah di gedung yang kita bangun bersama. 
Di akhir sambutan lagi-lagi, beliau menyampaikan bahwa saya harap agar jangan lagi ada aliran-aliran baru yang masuk, kita cukupkan saja yang ada. sebab kalau semakin banyak aliran maka akan di pertanyakan mana umatnya, sebab semakin banyak kelompok atau aliran yang baru maka ini akan berdampak pada situasi politik kita nantinya, tandas beliau sembari menutup sambutanya.


Rombongan Bupati menuju tempat ibadah peletakan batu pertama gedung Gereja GPIJS Jemaat Kolose
(Mrk)

JANGAN MENUTUP HATI DAN PIKIRAN UNTUK MASALAH PAPUA (Dari anak Kuri Pasai.)

LUKAS ENEMBE DLM KAPASITASNYA SBG GUBERNUR PAPUA, DIA JUGA DIPANDANG DAN DIHORMATI SEBAGAI TOKOH MASYARAKAT PAPUA SECARA FORMAL-INFORMAL (2 ATRIBUT ITU MELEKAT BAGI SIAPA SAJA ORANG ASLI PAPUA YANG JADI GUBERNUR DI TANAH INI).
IMPLIKASI HUKUM, POLITIK DAN SOSIAL TERHADAP DIRINYA...AKAN SAMA HALNYA TERHADAP APA YG DIRASAKAN OLEH MAYORITAS ORANG ASLI PAPUA DI TANAH PAPUA. OLEH KARENA ITU, JGN TUNJUKAN AROGANSI KEKUASAAN DENGAN BERJUBAH HUKUM. TANAH PAPUA BUTUH KEARIFAN...BUTUH KASIH...BUTUH PEMAHAMAN YANG LUAS. 

BILA TIDAK BEGITU....SECARA UMUM KITA DAPAT MELIHAT ADA KECENDERUNGAN PENDEKATAN PENERAPAN DEKOLONIALISASI PUSAT TERHADAP DAERAH/PAPUA. INTITUSI HATI-HATI MEMAHAMI INSTRUMENT DAN IMPLEMENTASINYA. LIHAT DAN PAHAMI PERSPEKTIF (TERITORIAL) UNTUK MEMBANGUN PENGUATAN DAN PERSATUAN DAERAH2 (SABANG-MERAUKE) MENUJU DAN MENOPANG KEKUATAN & KESATUAN NASIONAL/NKRI. 

JANGAN CEPAT-CEPAT MEMBUAT STATEMENT ATAS NAMA. INSTITUSI DAN MENARIK KESIMPULAN DAN DAKWAAN HUKUM SECARA HITAM PUTIH. PAPUA BUTUH DIALOG...PAPUA BUTUH SOLUSI....PAPUA BUTUH KEADILAN...KARENA PAPUA PUNYA SEJARAH YG BERBEDA DI REPUBLIK INI.

MARI....!!!
JANGAN MENUTUP MATA, JANGAN MENUTUP HATI DAN PIKIRAN, MARI KITA BANGUN SEMANGAT DIALOG UTK MENCARI SOLUSI YG TERBAIK DI HARI NATAL INI.

TERIMA KASIH :
Dari anak Kuri Pasai.

Sejarah Tahun Baru & Penetuan Tanggal 1 Januari


Maybrat News: Kalender Romawi kuno menggunakan tanggal 1 Maret sebagai Hari Tahun Baru. Belakangan, orang Romawi Kuno menggunakan tanggal 1 Januari sebagai awal tahun yang baru. Pada Abad Pertengahan, kebanyakan negara-negara Eropa menggunakan tanggal 25 Maret, hari raya umat Kristen yang disebut Hari Kenaikan Tuhan, sebagai awal tahun yang baru. Hingga tahun 1600, kebanyakan negara-negara Barat telah menggunakan sistem penanggalan yang telah direvisi, yang disebut kalender Gregorian. Kalender yang hingga kini digunakan itu menggunakan 1 Januari kembali sebagai Hari Tahun Baru.

Inggris dan koloni-koloninya di Amerika Serikat ikut menggunakan sistem penanggalan tersebut pada tahun 1752. Kebanyakan orang memperingati tahun baru pada tanggal yang ditentukan oleh agama mereka. Tahun baru umat Yahudi, Rosh Hashanah, dirayakan pada bulan September atau awal Oktober. Umat Hindu merayakannya pada tanggal-tanggal tertentu. Umat Islam menggunakan sistem penanggalan yang terdiri dari 354 hari setiap tahunnya. Karena itu, tahun baru mereka jatuh pada tanggal yang berbeda-beda pada kalender Gregorian tiap tahunnya. namun orang yang pertama kali merayakan dan menetapkan tanggal 1 Januari sebagai tahun baru yang pertama kali dirayakan pada tahun 1582 oleh Paus Gregory XIII.


Perayaan Tahun Baru

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi maupun orang Kafir yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari.

Orang Kristen ikut merayakan Tahun Baru tersebut dan mereka mengadakan puasa khusus serta ekaristi berdasarkan keputusan Konsili Tours pada tahun 567. Pada mulanya setiap negeri mempunyai perayaan Tahun Baru yang berbeda-beda. Di Inggris dirayakan pada tanggal 25 Maret. Di Jerman dirayakan pada hari Natal sedangkan di Perancis dirayakan pada Hari paskah.

Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

(MRK)


Sejarah Natal (Christmas) dan Pemilihan tanggal 25 Desember

Maybrat News: Berhubung sekarang sekarang bulan Desember, saatnya umat Kristen merayakan Natal, kita coba bahas apa natal sesungguhnya. Ada banyak yang bisa dibahas di sini. Mulai dari tradisi perayaan natal, santa klaus, pohon natal, bahkan kebenaran tepat atau tidaknya pemilihan tanggal 25 Desember.
Christmas atau Natal berasal dari kata Cristes maesse, frase dalam Bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Kata Christmas juga sering disingkat menjadi Xmas. Dalam bahasa Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Yesus).
Huruf ini sering digunakan sebagai simbol suci. Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Tidak ada yang tahu tanggal berapa tepatnya hari lahir Kristus, namun kebanyakan orang Kristen memperingati Hari Natal pada tanggal 25 Desember.
Pada hari itu, banyak yang pergi ke gereja untuk mengikuti perayaan keagamaan khusus. Selama masa Natal, mereka bertukar kado dan menghiasi rumah mereka dengan pohon Natal. Di sini pakai pohon cemara ya.

Sejarah Natal (Christmas)
Kisah Natal (Christmas) berasal dari Injil Santo Lukas dan Santo Matius dalam Perjanjian Baru. Menurut Lukas, seorang malaikat memunculkan diri kepada para gembala di luar kota Betlehem dan mengabari mereka tentang lahirnya Yesus.
Matius juga menceritakan bagaimana orang-orang bijak, yang disebut para majus, mengikuti bintang terang yang menunjukkan kepada mereka di mana Yesus berada. Catatan pertama peringatan hari Natal adalah tahun 336 Sesudah Masehi pada kalender Romawi kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember.
Perayaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perayaan orang kafir (bukan Kristen) pada saat itu. Sebagai bagian dari perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah.
Kebiasaan-kebiasaan itu lama-kelamaan menjadi bagian dari perayaan Natal. Pada akhir tahun 300-an Masehi agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi. Di tahun 1100 Natal telah menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa, di banyak negara-negara di Eropa dengan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Hari Natal semakin tenar hingga masa Reformasi, suatu gerakan keagamaan di tahun 1500-an .
Gerakan ini melahirkan agama Protestan. Pada masa Reformasi, banyak orang Kristen yang mulai menyebut Hari Natal sebagai hari raya kafir karena mengikutsertakan kebiasaan tanpa dasar keagamaan yang sah. Pada tahun 1600-an, karena adanya perasaan tidak enak itu, Natal dilarang di Inggris dan banyak koloni Inggris di Amerika.
Namun, masyarakat tetap meneruskan kebiasaan tukar-menukar kado dan tak lama kemudian kembali kepada kebiasaan semula. Pada tahun 1800-an, ada dua kebiasaan baru yang dilakukan pada hari Natal, yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada sanak saudara dan teman-teman.
 Di Amerika Serikat, Santa Claus (Sinterklas) menggantikan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Sejak tahun 1900-an, perayaan Natal menjadi semakin penting untuk berbagai bisnis.

Pemilihan tanggal 25 Desember
Tidak ada satu orang pun tahu persis kapan tanggal lahirnya Yesus! Diperkirakan, Yesus lahir sekitar tahun ke-3 atau ke-4 SM. Tetapi tidak ada yang tahu persis tanggalnya.
 What is known is that Christian leaders in 336 C.E. set the date to December 25 in an attempt to eclipse a popular pagan holiday in Rome (Saturnalia) that celebrated Natalis Solis Invincti, or “Birthday of the Invincible Sun God,” on the winter solstice. One mid-fourth century church theologian later wrote “We hold this day holy, not like the pagans because of the birth of the sun, but because of him who made it”
Natal sesungguhnya perayaan publik zaman Romawi kuno. Dulunya, natal adalah sebuah perayaan yang disebut Natalis Solis Invincti, yakni perayaan kembalinya matahari yang sudah sekian lama tidak muncul setelah musim dingin yang begitu panjang.
Ketika matahari itu mulai kembali, peristiwa itu yang dirayakan. Namun teologis gereja mengatakan, “Kita menguduskan hari ini, tidak seperti kaum pagan merayakan kelahiran matahari, tetapi karena dia yang menciptakannya.”

Perayaan
Bagi kebanyakan orang Kristen, masa Xmas mulai pada hari Minggu yang paling dekat dengan tanggal 30 November. Hari ini adalah hari raya Santo Andreas, salah satu dari keduabelas rasul Kristus. Hari Minggu tersebut disebut hari pertama masa Adven, yaitu masa 4 minggu saat umat Kristiani mempersiapkan perayaan Natal.
Kata adven berarti datang, dan mengacu pada kedatangan Yesus pada hari Natal. Untuk merayakan masa Adven, empat buah lilin, masing-masing melambangkan hari Minggu dalam masa Adven, diletakkan dalam suatu lingkaran daun-daunan.
Pada hari Minggu pertama, keluarga menyalakan satu lilin dan bersatu dalam doa. Mereka mengulangi kegiatan ini setiap hari Minggu dalam masa Adven, dengan menambahkan satu lilin lagi setiap kalinya. Sebuah lilin merah besar yang melambangkan Yesus, ditambahkan pada lingkaran daun-daunan itu pada Hari Natal.
Untuk kebanyakan umat Kristiani, masa Adven memuncak pada Misa tengah malam atau peringatan keagamaan lain pada malam sebelum Natal (Malam Natal), tanggal 24 Desember. Gereja-gereja dihiasi dengan lilin, lampu, dan daun-daunan hijau dan bunga pointsettia.
Kebanyakan gereja juga mengadakan perayaan pada hari Natal. Masa Natal berakhir pada hari Epifani, tanggal 6 Januari. Untuk gereja Kristen Barat, Epifani adalah datangnya para majus di hadirat bayi Yesus. Menurut umat Kristen Timur, hari tersebut adalah perayaan pembaptisan Kristus. Epifani jatuh 12 hari setelah hari Natal.

Tukar Kado
Kebiasaan untuk tukar menukar kado pada sanak-saudara dan teman-teman pada hari khusus di musim dingin kemungkinan bermula di Romawi Kuno dan Eropa Utara. Di daerah-daerah tersebut, orang-orang memberikan hadiah pada satu sama lain sebagai bagian dari perayaan akhir tahun.
Pada tahun 1100, di banyak negara-negara Eropa, Santo Nikolas menjadi lambang usaha saling memberi. Menurut legenda, Santo Nikolas membawakan hadiah-hadiah untuk anak-anak pada malam sebelum perayaannya, tanggal 6 Desember.
Tokoh-tokoh yang bukan keagamaan menggantikan Santo Nikolas di berbagai negara tak lama setelah reformasi, dan tanggal 25 Desember menjadi hari untuk tukar-menukar kado. Kini di Amerika Serikat, Santa Claus membawakan hadiah untuk anak-anak.

Malam Natal 24 Desember
Karena pada dasarnya malam Natal adalah hari raya keagamaan, hari tersebut tidak dianggap sebagai hari libur resmi. Gereja-gereja mengadakan perayaan pada malam itu. Orang-orang memperhatikan gua Natal (replika dari kandang domba tempat Yesus lahir, dengan patung-patung Yesus, Maria, Yosef, gembala-gembala dan hewan-hewan) sambil menyanyikan lagu-lagu Natal.
Orang-orang dewasa minum eggnog, semacam susu telur madu, yaitu campuran krim, susu, gula, telur kocok dan brandy (semacam minuman beralkohol) atau rum.
Menurut kisahnya, pada malam Natal, Santa Claus menaiki kereta salju penuh hadiah, ditarik oleh delapan ekor rusa kutub. Santa Claus lalu terbang menembus awan untuk mengantarkan hadiah-hadiah itu kepada anak-anak di seluruh dunia.
Untuk mempersiapkan kunjungan Santa, anak-anak Amerika mendengarkan orangtuanya membacakan The Night Before Christmas (Malam Sebelum Natal) sebelum tidur pada Malam Natal. Puisi tersebut dikarang oleh Clement Moore di tahun 1832.
Dulu, anak-anak menggantungkan stoking atau kaus kaki besar di atas perapian. Santa turun dari cerobong asap dan meninggalkan permen dan hadiah-hadiah dalam kaus kaki itu untuk anak-anak.
 Kini, tradisi itu tetap diteruskan, namun kaus kakinya digantikan oleh tas kain merah berbentuk kaus kaki. Xmas juga secara tradisi merupakan saat untuk berhenti bertengkar.
Hari Raya Natal (Pesta Natal) 25 Desember Hari ini merupakan hari libur keagamaan maupun sekuler. Umat Kristiani merayakan peringatan kelahiran Yesus dari Nazareth.

Natal menurut tradisi Amerika:

Tukar Kado
Mengirim kartu ucapan kepada sanak-saudara dan teman-teman. Menjadi populer sejak tahun 1800-an. Lagu-lagu Natal, yang disebut carol, dinyanyikan dan didengarkan selama masa liburan. Menjadi populer sejak tahun 1800-an. Menghias rumah.
Kebanyakan orang Amerika menghias pohon Natal, yaitu pohon cemara atau pohon buatan, di rumah-rumah mereka. Lampu-lampu dan lingkaran daun-daunan dari pohon empat musim, mistletoe dan ucapan Selamat Natal diletakkan di dalam dan di luar banyak rumah. Menjadi populer sejak tahun 1800-an.
Makan Malam Natal, seringkali dengan kalkun. Selain itu, banyak yang mengadakan pesta perjamuan persis sebelum dan sesudah Natal.
Santa Claus. Tokoh ini berasal dari kisah lama tentang seorang Santo Kristiani bernama Nikolas dan dari dewa Norwegia yang bernama Odin. Para imigran membawa Bapa Natal atau Santo Nikolas ke Amerika Serikat. Namanya lambat laun berubah menjadi Santa Claus, dari nama Belanda untuk Bapa Natal abad ke-empat, Sinter Claas.
Sekalipun asalnya dari mitologi Norwegia sebelum ajaran Kristen, Santa Claus baru menjadi tokoh yang kita kenal sekarang di Amerika Serikat. Orang Amerika memberikannya janggut berwarna putih, mendandaninya dengan baju merah dan menjadikannya seorang tua yang riang dengan pipi yang merah dan sinar di matanya.
Santa Claus adalah tokoh mitos yang dikatakan tinggal di Kutub Utara, di mana beliau membuat mainan sepanjang tahun.
Amal. Natal juga merupakan saat di mana orang Amerika menunjukkan kemurahan hati kepada orang-orang yang kurang beruntung. Uang dikirimkan ke rumah sakit dan panti asuhan atau dibuat dana khusus untuk membantu fakir miskin.
Christmas secara tradisi merupakan saat untuk menghentikan segala macam pertempuran dan pertikaian. 
(MRK)

Otsus Segera Berakhir, Siapkah Yang Menikmati selama Ini

Maybrat News – Undang-undang Otonomi Khusus (Otsus) akan segera berakhir pada tahun 2021 untuk Provinsi Papua dan Papua Barat. Otsus untuk Aceh akan berakhir pada tahun 2027.

Setelah berjalan puluhan tahun, apakah dampak perubahan positif yang telah diberikan oleh Otsus untuk kemajuan di Tanah Papua?
Komite I DPD RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Sumarsono, Desk Papua Kemenkopolhukam, Mayjen TNI (Purn) Andrie TU Soetarno dan Deputi V Kantor Staf Presiden, Ifdhal Kasim dengan agenda pembahasan Pelaksanaan Kebijakan Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat pada Selasa (25/9).
RDP ini dihadiri oleh 10 anggota Komite I DPD RI yang dipimpin oleh Jacob Esau Komigi (Wakil Ketua Komite I DPD RI), Fahira Idris (Wakil Ketua Komite I DPD RI) dan Fachrul Razi (Wakil Ketua Komite I DPD RI).
Mengawali RDP, Wakil Ketua Komite I DPD RI, Jacob Esau Komigi memberikan apresiasi terhadap berbagai program dan kegiatan yang dilakukan oleh Kemendagri, Kemenkopolhukam dan Kantor Staf Presiden (KSP) dalam upaya untuk mengimplementasikan UU Otonomi Khusus Papua dan UU Otonomi Khusus Aceh.
Komite I DPD RI meminta agar Kementerian Dalam Negeri untuk segera merealisasikan target penyelesaian Perdasus dan Perdasi hingga hingga saat ini baru mencapai 46% untuk Perdasus dan 33% untuk Perdasi sebagai amanat UU Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua.
Di hadapan pihak pemerintah, dengan tegas Komite I DPD RI meminta agar Kementerian Dalam Negeri segera melakukan evaluasi implementasi tindak lanjut Perdasus dan Perdasi yang sudah ditetapkan dengan melibatkan DPD RI sebagaimana diamanahkan Pasal 249 poin J Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang MD3 (MPR/DPR/DPD) tentang kewenangan DPD RI dalam melakukan pemantauan dan evaluasi atas rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah.
Senada dengan rekannya, Wakil Ketua Komite I DPD RI, Fachrul Razi meminta Kementerian Dalam Negeri untuk menyusun peta jalan (roadmap) Pembangunan otonomi khusus Papua, Papua Barat dan Aceh serta cetak biru (grand design) kebijakan otonomi khusus pasca berlakunya UU Otsus berakhir. UU Otsus akan berakhir pada tahun 2021 untuk Papua dan Papua Barat dan tahun 2027 untuk Dana Otonomi Khusus Aceh.
Fachrul melanjutkan, Komite I DPD RI mendesak Pemerintah segera menyelesaikan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pemerintahan Aceh yang hingga sekarang ini belum selesai seluruhnya.
Terkait masih maraknya gangguan keamanan oleh kelompok bersenjata, Komite I DPD RI meminta kepada Kemenkopolhukam dan Kantor Staf Presiden untuk menyelesaikan gangguan keamanan dan ancaman pertahanan RI dengan mengedepankan pendekatan dialogis.
Menanggapi Komite I DPD RI, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono menyatakan otonomi khusus Papua dan Aceh akan dievaluasi tetap dalam kerangka kekhususan yang sejauh mana berdampak pada terpenuhinya kebutuhan masyarakat di Papua dan Aceh.
“Ini bukan evaluasi before and after, apakah desentralisasi asimetris dan special treatment untuk Papua dan Aceh sudah membawa kemajuan daerah,” ujar Soni.
Evaluasi otsus Papua dan Aceh, lanjut Soni, merupakan kewenangan Kemendagri. Evaluasi akan dimulai dari review terhadap semua peraturan perundang undangan, perdasi, perdasus, qanun sampai pada identifikasi kebutuhan untuk dilakukannya revisi atau mengganti UU Otsus. Namun demikian, Soni menjamin program otonomi khusus dari pemerintah pusat akan berjalan terus, kecuali dana otsus Papua dan Aceh ada pembatasan.
Persoalan lain yang disoroti oleh Kemendagri yaitu soal kapasitas SDM yang belum mampu merespon kebijakan politik yang telah membuka Papua dan Aceh seluas luasnya untuk pembangunan dan pemberdayaan.
Soni juga menyoroti soal transparansi dalam penggunaan dana otsus di Papua dan Aceh. “Transparansi masih menjadi masalah,” ujar Soni. Menurutnya, basis otsus di provinsi sehingga dana otsus itu masuk dalam kategori block grant seperti DAU, maka silakan Pemprov yang mengelola dana otsus termasuk membaginya kepada kabupaten dan kota. “Ini dilema kami, seberapa jauh kami di pemerintah pusat melepaskan untuk dikelola oleh provinsi,” lanjut Soni.
Setelah selesai menggelar RDP, Komite I DPD RI melanjutkan pembahasan otonomi khusus dengan menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama cendekiawan Papua yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Cendrawasih dan Menteri Lingkungan Hidup di era pemerintahan SBY, Prof Balthasar Kambuaya.
Dalam pemaparannya, Kambuaya menjelaskan Papua dan Papua Barat sesungguhnya telah memiliki 3 faktor untuk melakukan percepatan pembangunan, yaitu sumber daya, kewenangan dan kepemimpinan. Selain itu, inti dari otonomi khusus Papua yaitu perlindungan, pemberdayaan dan keberpihakan juga melekat di Papua dan Papua Barat. Hal ini juga didukung oleh para kepala daerah mulai dari Gubernur, Bupati sampai Walikota yang 90 persen adalah orang asli Papua.
Di depan pimpinan sidang yang juga Ketua Komite I DPD RI, Benny Rhamdani, Kambuaya melanjutkan bahwa banyaknya DOB di Papua dan Papua Barat juga telah mendukung pelayanan publik. Sehingga tidak ada lagi masalah dalam jangkauan pelayanan publik diwilayah terpencil dan tertinggal. Semua sudah terjangkau oleh pemerintah daerah.
Sayangnya, lanjut Kambuaya, semua ini tidak berdampak pada kemajuan Papua. Kambuaya menilai justru yang terjadi akhir akhir ini semakin memprihatinkan.
“Sudah 17 tahun otsus Papua didukung dana otsus yang hampir 80 triliun untuk mencukupi hanya 4,5 juta penduduk di Papua dan Papua Barat. Eliteelite politk Papua tidak fokus bekerja. Tata pemerintahan dijalankan di luar ketentuan UU. Saya tetap mem blame orang Papua. Tidak ada itu ancaman merdeka, itu hanya tameng mereka saja. Orang Papua yang harus bertanggungjawab, bukan Jakarta,” tegas Kambuaya.
Prof Balthasar Kambuaya memberikan beberapa saran dan rekomendasi kepada Komite I DPD RI terkait rencana evaluasi otsus Papua. Pertama, segera semua pihak selesaikan perdasi perdasus. Kedua, segera selenggarakan peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan dan masyarakat. Ketiga, punishment harus tegas. (Admin)

Michael R Kareth "Pengisian Jabatan DOB PBD Wajib Prioritaskan Orang Asli Papua"

                                                    Dr. Michael Rafael Kareth, S.Hut, M.Si Dr. Michael R Kareth, S.Hut,  M.Si., mantan Aktif...