"Nehaf Sau Bonout Sau" "Satu Hati Satu Komitmen"

Senin, 22 Maret 2021

Sekda Maybrat "Kepala Dinas dan Bendahara Jangan Sering Ketemu di Jalan-Jalan

MAYBRAT, (Maybrat News) - Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Maybrat, Jhoni Way akhir-akhir ini mulai keluarkan instruksi tegas kepada semua ASN baik itu pimpinan OPD maupun staf untuk tertib dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai pelayan terhadap masyarakat.

Penegasan Jhoni Way sejak menjabat sebagai Sekda sering disampaikan dalam apel rutin setiap hari Senin di halaman kantor Bupati Kabupaten Maybrat. Alhasil dari pemilik birokrasi di jajaran pemerintahan Maybrat tersebut, ASN mulai disiplin mengikuti apel rutin setiap hari Senin.
 
Dalam apel rutin Senin tanggal 22 Maret 2021, Jhoni Way menegaskan kepada setiap instansi agar pengadaan alat tulis kantor (ATK) dan disimpan di kantor bukan dibawa ke rumah. Dirinya juga menekankan agar pimpinan OPD dan bendahara jangan sering ketemu di jalan untuk urusan dokumen negara tetapi harus dilakukan di kantor.
 
"Saya akan periksa ATK semua harus beli dan taruh di kantor. Jangan ATK beli lalu taruh di rumah ya. Kantor harus ada aktivitas. Jangan bendahara dengan kepala dinas ketemu di jalan. Itu tidak boleh ya," tegas Jhoni dalam arahannya saat apel rutin Senin (22/3/2021).
 
 Kinerja seperti itu, kata Jhoni harus mulai ditinggalkan. Harus menjaga harga diri orang Maybrat. "Kita Orang Maybrat itu harga diri harus selalu dikedepankan. Jangan bicara harga diri, bicara sembahyang juga kuat, tetapi kinerja tidak berjalan baik. Itu yang dibilang latihan lain, main lain," pungkasnya.
 
Semua tugas dan tanggungjawab, lanjut Jhoni, harus dikerjakan di Kantor, karena semua dokumen harus tersimpan rapih di kantor. "Apabila dokumen terbakar di kantor atau hilang di kantor tidak apa-apa. Asal jangan dokumen hilang di rumah dan terbakar di rumah, maka kalau diperiksa tidak cerita dan tidak ada istilah saling memaafkan," harapnya.
 
Oleh karena itu, dirinya kembali menegaskan agar semua instansi baik memperhatikan hal tersebut agar pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan baik. (Mrk)
 

Jangan Iringi Kepergian Kami Dengan Air Mata, Tetapi Iringilah Kami Dalam Doa, Demikian Pesan & Kesan Ketua Klasis Yalimo, Abraham Ungirwalu

                                          Ketua Klasis Yalimo, Pdt. Abraham Ungirwalu

MAYBRAT, (Maybrat News) - Selama empat hari kegiatan Rapat Kerja (Raker) IV AM Sinode GKI Tanah Papua akhinya ditutup secara resmi. Oleh ketua Sinode GKI tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu di lapangan Ella Ayamaru, Jumat (19/03/2021) kemarin.

"Ada Pertemuan ada pula perpisahan"

Sepenggal kalimat itu rupanya meninggalkan berjuta kesan yang mendalam bagi ratusan peserta dari seluruh klasis GKI di Tanah Papua selama berada bersama pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Maybrat.

demikian perkataan Ketua Klasis Yalimo, Abraham Ungirwalu, sebelum membawakan pesan dan kesan serta menyampaikan kenangan yang dirasakan peserta selama sepekan bersama masyarakat Maybrat.

"Sejak kami tiba di kota sorong dan dalam acara pembukaan, Bapak Ketua Panitia Bernad Sagrim dan seluruh komposisi panitia serta dukungan penuh pemerintah daerah, seluruh anggota jemaat, dengan hadirnya hampir komplet para petinggi orang Maybrat, itu menunjukkan bahwa andai kata kami peserta ini memiliki seribu lidah sekalipun kami tak mampu untuk berbicara tentang kasih setia Tuhan yang dinyatakan kepada panitia bahkan keluarga besar Maybrat. Mereka telah menjadi perpanjangan tangan dari cara Allah yang sempurna dan doa dari pendeta Ruben Rumbiak.

Pelayan Tuhan sekaligus Dosen Tehologia ini pun menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada semua jajaran TNI Polri, Bupati Maybrat, Panitia serta para Sopir-Sopir Mobil, termasuk paduan suara dan seluruh warga masyarakat Maybrat yang terlibat langsung dfalam kegiatan Raker tersebut.

"Kami sudah hampir kurang lebih lima hari disini, tapi kami harus berkata dengan jujur bahwa rasanya terlalu jahat untuk merestui perpisahan ini" ujarnya terbata-bata dengan wajah penuh keharuan sembari berkata, berada di Maybrat rasanya masuk Surga "Syair Frengki Syahilatua sungguh sungguh terjadi di tempat ini, Surga kecil yang jatuh ke Bumi, dan kami alami di tempat ini"tegas Ungirwalu.

"Ijinkan kami hari ini akan pulang, tapi pengalaman dan kenangan yang telah kami lalui selama ini, akan selalu abadi. Dengan digantungnya tali gendong ini, saya teringat pada kata kata amsal, kalungkanlah itu pada lehermu dengan sederinya kenangan kami selama ini, telah jadi bagian di hati dan sanubari kami" ujarnya.

"Kenangan ini akan selalu terpatri abadi sebagaimana terpatri dan kokohnya Gunung Jayawijaya, tak pernah tergeser oleh apapun. Jangan iringi kepergian kami dengan air mata, tetapi iringilah kami dalam doa," tutup Abraham.(Mrk)

 

 

Miras Lancar Masuk Maybrat "Diduga Diselundupkan Oknum Aparat"

           Dua Oknum Penyelundupan Miras Saat Diamankan Satpol PP Maybrat di Pos Penjagaan Sehu

MAYBRAT, (Maybrat News) - Beredar informasi dari masyarakat bahwa masuknya minuman keras (Miras) masuk ke Kabupaten Maybrat, Papua Barat diduga diselundupkan oknum aparat keamanan. Pasalnya walaupun sudah dilakukan penertiban di pintu masuk perbatasan, namun miras masih saja tembus masuk ke Maybrat.

Media ini mencoba menelusuri salah satu titik penjualan miras,dan diketahui ada oknum aparat yang sering keluar masuk, entah apa kepentingannya, namun yang pasti menurut salah seorang masyarakat yang adalah tetangga pelaku penjual miras. Ia mengungkapkan bahwa oknum aparat keamanan tersebut yang mendatangkan miras. Karena, kata dia masyarakat yang enggan namanya disebut ini mengaku bahwa stok miras yang dijual pelaku tersebut tidak pernah habis, padahal ramai pengunjung hampir setiap hari.
 
"Kita bingung juga, dia bawa dari mana dan masuk lewat mana, makanya dia pu stok ini tidak pernah putus. Padahal setiap hari banyak orang yang beli tapi lancar, tidak putus," ujar masyarakat yang enggan namanya disebutkan kepada media ini.
Pengakuan yang sama oleh masyarakat juga di beberapa titik penjualan miras yang lainya bahwa, sering dibekingi aparat keamanan sehingga dijual bebas. Bahkan sudah pernah ada aksi protes dari masyarakat terhadap penjual miras, karena dari hasil miras sering menimbulkan konflik di daerah tersebut. Namun, menurut keterangan masyarakat, pelaku penjual mengaku bahwa dia ada orang yang diduga oknum aparat keamanan tersebut siap melindungi dia apabila ditangkap.
 
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Maybrat, Philipus Howay mengungkapkan penyelundupan miras ke Maybrat dengan berbagai modus. Ada yang selundupkan melalui mobil truk bahan berat, dan juga bahkan diselundupkan melalui mobil aparat keamanan. "Kalau sudah gunakan mobil aparat, Satpol PP punya daya apa untuk swiping aparat punya mobil. Untuk nama aparat kita tidak bisa catat, tapi memang laporan dari berbagai masyarakat yang kita temui, dan bahkan yang kita sita di beberapa titik itu minumanya dibawa masuk oleh aparat," ungkap Philipus kepada wartawan saat ditemui di lapangan Ella Ayamaru belum lama ini.
 
Disinggung apakah aparat tersebut merupakan aparat TNI atau Polri, jawab Philipus ada Oknum Aparat TNI dan juga ada oknum aparat Polri. Cuman, lanjut dia, nama para aparat ini tidak dicatat. "Dari hasil laporan anggota saya di batas bahwa memang ada aparat yang sering bawa, dan juga laporan dari masyarakat juga demikian, sering temukan aparat mengantarkan miras ke lokasi atau titik penjual. Biasa kita swiping-swiping di Aitinyo dan juga Aifat yang bawa itu biasa aparat," jelas Philipus.
 
Ditanya alasan kenapa tidak memeriksa aparat saat membawa miras, Philipus mengaku bahwa Satpol PP merasa minder, karena belum punya wewenang penuh untuk melakukan penindakan, pasalya belum ada regulasi di Maybrat yang mengikat soal miras. "Kita terkendala Perda miras yang saat ini belum bisa diberlakukan. Oleh karena itu, kita mau lakukan penindakan belum ada dasar huk yang jelas," pungkasnya.
 
Bahkan, pengakuan Philipus dirinya pernah satu kali diintimidasi oleh aparat, pada saat membawa miras. "Anggota saya biasa diintimidasi tapi jarang baru terjadi. Malah pernah satu kali saya juga diintimidasi oleh aparat hanya untuk meloloskan miras," tuntas Philipus.
Kapolres Persiapan Maybrat, Kompol. Bernadus Okoka menambahkan bahwa memang ada dugaan Seperi itu cuma masyarakat juga tidak terbuka apakah aparat yang di maksud itukan banyak dari aparat kampung sampai keatasnya cuma secara spesifik masyarakat tidak sebutkan.
 
"kalau saya sdh sarankan itu ula Oknum kalau ada yg dari POLRI sebutkan nama oknum biar kita tindak langsung, karena pimpinan sdh tegaskan tdk boleh lakukan perbuatan tercela dengan memasukan atau menjual dan mendistribusikan miras tetapi sebaliknya kita tangkap dan tindak pelaku tersebut," ujar Okoka saat dikonfirmasi via chat aplikasi Whatshap, Minggu (21/3/2021). (Mrk)

 

Michael R Kareth "Pengisian Jabatan DOB PBD Wajib Prioritaskan Orang Asli Papua"

                                                    Dr. Michael Rafael Kareth, S.Hut, M.Si Dr. Michael R Kareth, S.Hut,  M.Si., mantan Aktif...