dr. Howard Kelly. |
DI abad 19 Ada seorang anak lelaki miskin yang berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai
sekolahnya yang pada saat itu sedang merasa sangat lapar. Ia ingin makan, tapi uangnya hanya 1
sen.
Akhirnya ia memutuskan untuk minta makan dari rumah ke rumah. Ketika
sampai di sebuah rumah, seorang gadis cantik membuka pintu dan menyambut
kedatangannya. Ia menjadi gugup karena kebaikan dan kecantikannya. Niat
meminta makan diurungkan, akhirnya bocah miskin ini hanya meminta
segelas air.
setelah selesai minumn si Bocah ini bertanya, "Berapa harus kubayar segelas susu ini?”
“Kau tidak harus membayar apa-apa,” jawab si gadis. “Ibu melarangku menerima pembayaran atas kebaikan yang kulakukan.”
Jawab si bocah “Bila demikian, ku ucapkan terima kasih banyak dari lubuk hatiku.”
Bocah miskin itu pun pergi. Dalam
hatinya sungguh berterima kasih atas kemurahan Tuhan lewat sang gadis,
sehingga kepercayaannya kepada Tuhan dan sesama manusia bertumbuh
semakin kuat. Ternyata masih ada orang-orang baik dan tulus...
Belasan tahun berlalu…
Seorang dokter muda mendapat undangan dari sesama rekan terkait penyakit langka seorang pasien. Ia terpilih dalam tim dokter ahli yang menangani masalah ini.
Ketika mendengar nama dan kota asal si pasien, terlihat pancaran aneh di mata sang dokter.
Ia segera bangkit lalu berjalan di lorong rumah sakit dengan berpakaian dokter untuk menemui si pasien.
Benar dugaannya. Dokter muda ini segera mengenali wanita yang sedang sakit itu. Ia lalu kembali ke ruang konsultasi dengan tekad untuk menyelamatkan nyawanya.
dr. Howard Kelly. semasa study kedokteran di germany |
Sejak hari itu sang dokter memberikan perhatian khusus pada kasus si
pasien. Setelah dirawat cukup lama, akhirnya si pasien bisa disembuhkan.
Merasa pasiennya sudah sembuh total, sang dokter meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya dahulu untuk disetujui sebelum diserahkan kepada si pasien.
Nota tagihan pun kemudian dikirimkan ke kantor sang dokter. Ia mengamati sejenak lalu menuliskan sesuatu di pinggirnya. Tagihan itu kemudian dikirimkan ke kamar pasien.
Si pasien takut membuka amplop nota tagihan karena yakin bahwa untuk dapat melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya.
Akhirnya, tagihan itu dibuka dan pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu :
Merasa pasiennya sudah sembuh total, sang dokter meminta kepada bagian keuangan agar tagihan rumah sakit diajukan kepadanya dahulu untuk disetujui sebelum diserahkan kepada si pasien.
Nota tagihan pun kemudian dikirimkan ke kantor sang dokter. Ia mengamati sejenak lalu menuliskan sesuatu di pinggirnya. Tagihan itu kemudian dikirimkan ke kamar pasien.
Si pasien takut membuka amplop nota tagihan karena yakin bahwa untuk dapat melunasinya ia harus menghabiskan sisa umurnya.
Akhirnya, tagihan itu dibuka dan pandangannya segera tertuju pada tulisan di pinggir tagihan itu :
Telah dibayar lunas dengan segelas susu
Tertanda
Dr. Howard Kelly
Pesan Moralnya adalah: