Kepala BKD Kab Maybrat menemui ratusan pencaker pencaker asli Maybrat |
Aimas, (Maybrat News) – Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten
Maybrat yang bekerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis Badan Kepegawaian Negara (UPT
BKN) yang berkantor di Km 24 Kabupaten Sorong nyaris ricuh antara para
pencaker dan panitia pelaksana.
Adu mulut antar peserta dan panitia pelaksana tidak dapat dihindari, di Kantor UPT BKN PEMDA Sorong, Aksi adu mulutpun tidak dapat dihindari yang membuat susana semakin memanas. Satuan keamanan dari Polres Sorong yang dipimpin
AKP Emmy Fenitiruma, S.Sos berupaya melerai aksi ini agar para pencaker
yang terbakar emosi tidak melakukan tindakan anarkis.
Setelah berselang kurang lebih satu jam akhirnya para pencaker dapat
ditenangkan setelah Kepala Badan Kepegawaian Daerah & Sumber Daya Manusia (BKD & SDM) Kabupaten
Maybrat Drs.Yakob M Kareth, M.Si menghentikan proses pendaftaran yang
sedang berlangsung dan menjelaskan dihadapan ratusan para pencaker bahwa proses
yang sedang berlangsung sudah sesuai, dengan aturan dan tata cara yang
ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN-RB).
Arahan Kepala BKD terkait kericuhan yang hampir terjadi |
“Semoga yang tadi bateriak–bateriak dan marah marah itu ada di
Maybrat, karena seluruh titik yang ada di maybrat kita tempel semua
pengumuman pakai baliho baliho besar. semua media sudah kita kerjasama, Di kantor di ayawasi,
dipersimpangan jalan sesmuk, di aitinyo, difategomi, di kambuaya dan
ayamaru kita sudah sampaikan ini jauh jauh hari. Kita bersyukur kita di
Maybrat bisa melakukan penerimaan ini, karena itu kita bisa mengikuti
ini dengan baik, baru hari ini terjadi keributan kemarin sampai malam
berlangsung aman dan terkendali.
Mungkin ada iblis yang mendorong hingga
hari ini agak sedikit tegang,” ujar Kepala BKD & SDM Kabupaten Maybrat
Drs.Yakob M Kareth, M.Si.
Penyampaian inipun dimaklumi para pencaker yang hadir, sambil
membacakan 8 point tuntutan diantaranya pencaker yang dibatasi usia 35
tahun keatas pendaftarannya harus diterima dan melalui loket tersendiri.
Dalam kesempatan itu juga para pencaker asli Maybrat dengan tegas
menolak pencaker non Papua dengan presentase 80% Papua dan 20 % Non
Papua. yang mereka mau adalah 5% non Papua dan 95 % untuk pencaker asli Maybrat.
Jurnalis : Mrk
Fotografer : Mrk
Editor : Mrk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar