Bupati Maybrat, Dr. Bernard Sagrim, Drs, MM.
MAYBRAT, (Maybrat News) - Bupati Maybrat Papua Barat, Dr. Bernard Sagrim mengapresiasi atas simpati dari berbagai pihak atau oknum lain baik dari instansi tertentu, komunitas maupun dari berbagai kalangan terhadap kejadian 2 September 2021 lalu atas pembacokan terhadap anggota TNI di pos Koramil persiapan di Kampung Kisor Distrik Aifat Selatan untuk memberikan bantuan baik berupa barang maupun uang kepada masyarakat Maybrat, secara santun Bupati Maybrat ini menolak bantuan tersebut.
Bernard Sagrim mengatakan, mengingat kejadian ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap negara, maka pemerintah daerah Kabupaten Maybrat memiliki kewajiban untuk memperhatikan masyarakat di wilayah pemerintahan Maybrat.
Hal ini tambah Sagrim guna menjaga harga diri orang Maybrat sehingga dengan santun Bupati Maybrat menolak bantuan dari luar daerah.
“Selagi pemda Maybrat masih bisa mengatasi, biar saja dolo pemda atasi. Kalau yang mau merasa simpati, silahkan berdoa saja dari jauh. Namun kalau memberikan bantuan berupa barang, uang atau apapun, saya menolak bantuan itu. Karena budaya Masyarakat Maybrat selalu menjaga harga diri,” ungkap Bernard Sagrim, Rabu (15/9/2021).
Dirinya mengaku bahwa telah memberikan bantuan kepada masyarakat yang mengungsi di Distrik tetangga berupa pakaian layak pake, makanan, pengobatan kesehatan, dan bantuan pendidikan terhadap anak-anak sekolah.
“Selama ini kami sudah memberikan bantuan dan perhatian penuh kepada masyarakat yang sedang mengungsi ke Distrik tetangga. Karena saya selaku orang tua, sebagai kepala daerah, sebagai kepala pemerintahan di Kabupaten Maybrat, maka kewajiban harus membantu. Sekali lagi saya berterima kasih kepada berbagai pihak yang memiliki simpati untuk memberikan bantuan, namun saya tidak menerima bantuan itu. Tetapi saya berterima kasih atas simpati itu,” tutur Sagrim.
Lanjut Sagrim, jika pihak lain ingin membantu dengan doa dan mengandalkan Tuhan, dirinya mempersilahkan, namun bukan dari tangan manusia. Sebab pemda Maybrat masih mampu untuk bertanggung jawab terkait kejadian tersebut.
“Kalau mau bantu dengan doa, saya persilahkan. Tetapi kalau bantuan
berupa barang, saya mohon maaf dan saya menolak hal itu. Karena ini
bukan bencana alam atau perang suku dengan suku. Ini warga dengan negara
maka Pemerintah daerah Kabupaten Maybrat harus bertanggung jawab,”
tutupnya. (Mrk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar