"Nehaf Sau Bonout Sau" "Satu Hati Satu Komitmen"

Rabu, 08 September 2021

PRIMA Klaim Penyerangan di Maybrat “Rekayasa” Demi Percepat Pendirian Pos Militer

MAYBRAT, (Maybrat News) - Puluhan orang dikabarkan bersenjata parang dan senjata rakitan menyerang pos Koramil persiapan di Kisor Aifat Selatan Maybrat Papua Barat, Kamis 2 September 2021. Penyerangan tersebut menyebabkan 4 prajurit TNI tewas. Sejak peristiwa tersebut, Pangdam Kasuari menerjunkan aparat untuk mengejar para pelaku.

Menggapi peristiwa tersebut, Juru bicara DPP PRIMA Urusan Papua dan Papua Barat, Arkilaus Baho menuding peristiwa tersebut rekayasa demi percepat pembangunan markas militer disana.

“Ada apa ini? Pembukaan pos teritorial disaat yang sama menguat kelompok yang klaim diri bahkan diklaim oleh aparat dengan label KKB” Diduga bahwa “labelisasi KKB dan skenario penyerangan hanya untuk meyakinkan pemerintah agar perkuat percepatan dan perluasan operasi teritorial,” pungkas Arkilaus Baho.

Menurut Arki, sejak tahun 2019 hingga tahun 2020, disaat pembukaan pos-pos militer untuk persiapan demi pengembangan keamanan negara demi pembinaan masyarakat, terjadi ekskalasi kekerasan antara prajurit negara kerap benturan dengan kelompok tertentu yang mengklaim diri sebagai penentang negara.

Arkilaus yang juga anak asli Maybrat tersebut melanjutkan, operasi untuk menangkap pelaku perampasan senjata tahun 2020 dari bintuni hingga Maybrat. Pelaku perampasan tak pernah ditangkap dan diadili. Namun, pentolan aktivis setempat jadi sasaran digulung saat operasi tersebut dilakukan.

Kini, Lanjut Jubir Partai Rakyat Adil Makmur, tiba-tiba ada puluhan orang serang pos koramil persiapan. Arki mengatakan, PRIMA Maybrat sudah kroscek melalui masyarakat setempat, ada desas desus bahwa puluhan penyerang tersebut baru balik dari Papua Nugini, setelah mengikuti pertemuan TPN OPM.

Melalui rilisnya jumat 3/9/2021, Arkilaus Baho mengatakan penyerangan pos pengamanan di Maybrat merupakan rentetan peristiwa yang kerap muncul saat pembukaan pos-pos pengamanan dan pembukan lahan bisnis ekonomi berskala kecil dan besar.

“Rentetan kasus di Nduga, Intan Jaya, Puncak, Yahukimo, Pegunungan Bintang. Bahkan penyiksaan aparat terhadap beberapa warga di Tambrauw, menandakan bahwa Papua tak lagi dijaga dan dibina melalui model teritorial rezim orde baru,” tegas Arkilaus Baho

Menurut Arkilaus, pembinaan atau pengamanan teritorial di Papua tak harus serba militerisasi. Indonesia tak disatukan dan kokoh tak runtuh bukan karena baju loreng atau coklat tenteng senjata, tapi Pancasila, tegas Arki.

Jubir PRIMA itu menekankan bahwa “masyarakat mampu menjaga keutuhan NKRI tanpa kehadiran militer”.

Partai Rakyat Adil Makmur, lanjut Arkilaus, pemerintah perlu ubah cara pandang. Nasionalisme kemanusiaan dan kebangsaan diutamakan “Pendekatan Papua tidak bisa lagi melalu pendekatan teritorial ala orde baru”, tutup Arkilaus Baho. (Mrk)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Michael R Kareth "Pengisian Jabatan DOB PBD Wajib Prioritaskan Orang Asli Papua"

                                                    Dr. Michael Rafael Kareth, S.Hut, M.Si Dr. Michael R Kareth, S.Hut,  M.Si., mantan Aktif...