"Nehaf Sau Bonout Sau" "Satu Hati Satu Komitmen"

Rabu, 12 Desember 2018

Uang Rp 4 Miliar Dari Pemerintah Untuk Orang Tua Korban Penembakan Di Paniai




Maybrat: Maybrat News__ Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar manusia yang dimiliki sejak berada dalam kandungan dan setelah lahir ke dunia (Kodrat) yang berlalu secara universal dan diakui oleh semua orang.

Pada praktiknya, ada banyak sekali pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang selalu terjadi di berbagai penjuru dunia. Seperti halnya penembakan terhadap 4 pelajar yang dilakukan aparat di Kabupaten Paniai Provinsi Papua.

Sebenarnya unsur dari pada lahirnya sebuah pelanggaran Ham iyalah semata-mata hanya untuk kekuasaan dan kepemilikan sumber daya pada suatu tempat.

Kasus kriminal yang dilakukan aparat terhadap 4 pelajar di Paniai telah memasuki 4 tahun belum juga menemukan titik terang. Keluarga korban pun kembali menagih janji presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk mengungkapkan kasus pelanggaran Ham itu.

Lebih ironisnya saat dimintai keadilan di Jakarta Pemerintah menawarkan uang sebanyak 4 miliar rupiah agar melupakan kejadian yang menjadi trauma bagi keluarga korban.

Obet Gobay orangtua Apius Gobay (16) korban penembakan di Paniai, Papua sangat berharap mendapatkan keadilan dan saat ini berada di Jakarta, saat dirinya berada di kantor Amnesty Internasional, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018)‎, seperti dikutip dari daru liputan6.com, Obet Gobay berbagi cerita dan dengan tegas dan dia dengan tegas menolak tawaran uang Rp 4 miliar dari pemerintah, sebab anaknya bukan hewan yang bisa dibeli di pasar.

“Rp 4 miliar yang ditawarkan pemerintah, saya menolak. Bantuan apapun saya tolak. Pak Jokowi, Kapolri, keadilan harus ada. Mereka juga mau jadi tuan di atas tanahnya tapi kamu tembak,” terangnya.

‎”Kalau saya mau ambil Rp 4 miliar yang ditawarkan pemerintah saya bisa ambil. Kalau itu sapi atau babi yang terbunuh saya bisa pergi ke pasar untuk ganti beli. Tapi ini manusia, tidak dijual di pasar. Darah saya yang ditembak,” tambahnya.

Obet Gobay juga berpesan apabila memang pemerintah tidak mampu menuntaskan kasus Paniai, dia berharap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bisa menuntaskannya.

Diketahui empat tahun sudah kasus penganiayaan dan penembakan di Paniai tidak kunjung ada penyelesaian.

Peristiwa itu bermula dari penganiayaan pada Minggu (7/12/2014) pukul 18.40 WIT di Pondok Natal KM 4, Jalan Poros Madi-Enarotali, Distrik Paniai Timur‎, Kabupaten Paniai.

Berlanjut pada Senin (8/12/2014‎) di Lapangan Karel Gobai, kota Enarotali, terjadi penembakan oleh aparat keamanan yang mengakibatkan hilangnya nyawa empa pelajar yang yaitu Apius Gobay (16), Alpius Youw (18), Simon Degei (17), dan Yulianus Yeimo (17).

Beberapa minggu setelah insiden tersebut, pada peringatan Natal di Papua, Presiden Jokowi berkomitmen untuk mengusut para pelaku sesegera mungkin.

Nyatanya sampai saat ini kasus Paniai masih jalan di tempat. (Mepa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Michael R Kareth "Pengisian Jabatan DOB PBD Wajib Prioritaskan Orang Asli Papua"

                                                    Dr. Michael Rafael Kareth, S.Hut, M.Si Dr. Michael R Kareth, S.Hut,  M.Si., mantan Aktif...