BINTUNI, (Maybrat News) – Dengan hadirnya perusahan raksasa Petrokimia ini semakin memantapkan julukan Kabupaten Teluk Bintuni sebagai "Kabupaten Dolar" Pembangunan mega proyek Petrokimia di
Kabupaten Teluk Bintuni ini masih menunggu proses pembuatan Perjanjian Kerja
Sama (PKS) antara pemerintah dengan partner swasta selaku investor
industry kimia yang digadang bakal menyedot anggaran sebesar 10 Miliar
USD.
Menteri Perindustrian Erlangga Hartanto di Manokwari, Jumat
(9/2/2019) mengatakan, saat ini pemerintah masih menunggu proses
pembuatan dokumen Public Private Partnership (PPP) atau Perjanjian Kerja
Sama antara Pemerintah dengan mitra swasta. “Untuk Industri Semen telah dibagun di Manokwari dan untuk
pembangunan industri Petrokimia, sedang dalam proses pembangunan di
Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat dan masih menunggu proses
Publik Private Partnership,” kata Erlangga.
Pembangunan mega proyek industry Petrokimia Bintuni diperkirakan
mamakan waktu tiga hingga empat tahun. Sedikitnya telah terdapat tiga
investor yang siap menanamkan modalnya untuk proyek ini, yakni
perusahaan petrokimia raksasa asal Jerman Feroostaal Industrial Projec,
LG Internasional asal Korea Selatan dan PT Pupuk Indonesia.
Ailangga mengutarakan, meskipun telah mengantongi tiga tiga investor
petrokimia untuk proyek ini, namun pihaknya masih mencari satu lagi
investor yang bakal mengolah proyek methanol yang merupakan salah satu
basis Petrokimia di Kabupaten kaya gas alam ini.
“Tentu kalau Proyek Petro kimia itu makan tiga sampai empat Tahun,
jadi ada dua projek, yang satu berbasis pada methanol itu yang sekarang
sedang dicarikan investornya,” pungkasnya. (Kontributor).
Jurnalis : Iwan
Fotografer : Iwan
Editor : Mrk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar