"Nehaf Sau Bonout Sau" "Satu Hati Satu Komitmen"

Selasa, 30 Juli 2019

Hamah Sagrim "Harus Ada Rumah Budaya di Maybrat"

Desain Sketsa Rumah Budaya Berbentuk Wata. (Arsitec: Hamah Sagrim)


MAYBRAT, (Maybrat News) - Hamah Sagrim, merupakan salah satu intelektual Maybrat yang sangat kritis namun juga objektif dalam menyampaikan gagasan, pendapat ataupun Konsepnya kepada Pemerintah Kabupaten Maybrat, (Rabu, 31/7/2019).

Hamah berpendapat bahwa, kabupaten Maybrat adalah kabupaten yang terdiri dari tiga suku besar yaitu, Ayamaru, Aitinyo dan Aifat, tiga sub suku ini merupakan suku yang sangat menghargai nilai-nilai kearifan lokal atau adat-istiadat masing-masing suku.

Oleh sebab itu, untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya tersebut maka, Hamah menyarankan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maybrat dapat memikirkan langkah atau solusi yang akan di ambil demi kelestarian  nilai-nilai kearifan lokal, baik budaya maupun perencanaan pembangunan arsitektur bergaya etnik Maybrat.

Tujuanya agar Kabupaten Maybrat dapat menjadi salah satu kabupaten distinasi yang menarik untuk di kunjungi di Provinsi Papua Barat.

Untuk itu, saya ingin memberikan sedikit pandangan atau sedikit konsep  kepada pemerintah untuk membuat satu kampung budaya sebagai pusat aktualisasi budaya tiap suku di Maybrat yakni, Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.

Untuk itu berikut ini saya mencoba mendesain arsitektur etnik Maybrat yang di angkat dari filosofi Maybrat melalui kebudayaan sehari-hari seperti Wata (alat penangkapan tradisonal).

Arsitektur WATA adalah konsep yang di transfer dari wujud bentuk Wata yang di komodifikasikan menjadi Arsitektur Etnik dengan filosofis yang tinggi di tambah dengan estetikanya.


Deskripsi ringkas tentang Arsitektur Wata adalah alat penangkap hewan endemik di daerah Maybrat seperti Ikan, Udang dan Karaka air tawar untuk di makan, artinya Wata adalah alat kelengkapan manusia yang memberikan kehidupan bagi manusia.

Wata tidak hanya di temukan di wilayah Maybrat tetapi di beberapa negara di Asia Tenggara seperti, Nepal, Burma dan Srilangka dengan bentuk-bentuk yang berbeda namun serupa.

Ada dua nilai yang termuat dalam Wata, pertama sebagai alat tangkap yang di transfer bila di terapkan pada arsitektur maka bangunan tersebut sebagai pengumpulan atau penangkapan nilai dalam pengertian luas. Kedua sebagai alat bantu memberi nafkah, bila di terapkan pada arsitektur maka di maknai sebagai bangunan pemberi hidup. (Mrk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Michael R Kareth "Pengisian Jabatan DOB PBD Wajib Prioritaskan Orang Asli Papua"

                                                    Dr. Michael Rafael Kareth, S.Hut, M.Si Dr. Michael R Kareth, S.Hut,  M.Si., mantan Aktif...