MAYBRAT, (Maybrat News) – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Maybrat, Kornelius Kambu, S.Sos, M.Si mengatakan
berbagai masalah masih menghantui dunia pendidikan di Maybrat.
Masalah itu di antaranya, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, lingkungan, serta regulasi.
Menurutnya, terkait regulasi hingga kini pendidikan belum diletakkan sebagai prioritas utama seperti K13 dan lainnya.
“Hingga kini pendidikan di Maybrat mulai dibenahi dimana tahun 2018
kabupaten Maybrat masih urutan 13 dari kabupaten kota di Provinsi Papua
Barat sehingga 2 tahun mulai alami peningkatan dari urutan 13 naik
urutan 2 untuk SD dan 4 untuk SMP se-Provinsi Papua Barat,” ujar
Kornelius yang ditemui awak media di Kumurkek, akhir pekan lalu.
Meski demikian, ia masih tetap mengakui hingga kini kualitas
pendidikan Papua termasuk Maybrat masih jauh dari yang diharapkan.
Kabupaten Maybrat juga belum memiliki grand design pendidikan jangka
panjang. Termasuk sarana dan prasarana yang masih minim, juga perbedaan
kualitas pendidikan sekolah satu dengan yang lainnya. Akibatnya,
mayoritas orang tua siswa ingin anaknya masuk sekolah-sekolah tertentu
yang dianggap berkualitas.
Ke depan, saya memprogramkan semua sekolah setara. Tidak boleh lagi
ada sekolah yang lebih baik dan ada yang tidak. Sarana prasarana
dilengkapi, guru-gurunya kita siapkan dengan baik,” ucapnya.
Untuk itu, ia menyatakan mesti ada standar pencapaian dunia pendidikan di Papua sejak era Otonomi Khusus atau Otsus.
“Standar pendidikan di Papua khususnya Maybrat sejak Otsus itu berapa
persentasenya dan apakah sudah tercapai. Kemudian hal berbagai masalah
lain ini mesti dipetakan dan dibenahi. Apa yang tercapai dan belum
tercapai,” kata Kornelius.
Menurut mantan Kabag Pemerintah Kampung Setda Maybrat itu, meski
Otsus Papua sudah bergulir 20 tahun akan tetapi masih terjadi lekurangan
sana sini dalam dunia pendidikan di tanah Maybrat.
“Sekolah di pinggir jalan saja, menerima akses mudah masih banyak keurangan. Apalagi di daerah pedalaman,” ujarnya.
Katanya, selain masalah kekurangan guru dan sarana prasarana
penunjang, hingga kini biaya pendidikan gratis yang selalu digaungkan
pemerintah selama ini, belum sepenuhnya terlaksana. (Mrk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar