MAYBRAT, (Maybrat News) – Bupati Maybrat, Drs. Bernard Sagrim, MM menyatakan setelah Otonomi Khusus (Otsus) Papua berlangsung hampir 20 tahun, polemik muncul pada berbagai kalangan di Papua.
Ada pihak yang menyatakan Otsus gagal dan menolak kekhususan Papua dilanjutkan, juga ada yang menilai Otsus berhasil dan perlu dilanjutkan.
Menurutnya, kehadiran Otsus Papua memberi dampak positif dan negatif. Ada kemajuan dalam berbagai bidang, juga ada kegagalan.
Pernyataan itu disampaikan Bernard Sagrim saat ditemui Papua barat Pos di Maybrat, Rabu (29/7/20) lalu.
“Mengapa Otsus dikatakan gagal? Karena menurut saya itu adalah kegagalan bersama, kegagalan bersama, dalam jajaran pemerintah,” kata Sagrim.
Ia mengatakan pemerintah pusat tidak konsisten melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Misalnya melaksanakan undang-undang, dan implementasi kewenangan. Juga tidak jelas kapan dilakukan evaluasi Otsus dan siapa yang melakukan.
“Ada juga [kegagalan yang merupakan] bagian (disebabkan) pemerintah provinsi, kabupaten-kota. Provinsi belum maksimal melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kabupaten-kota, juga belum ada grand desain target 10 tahun atau 20 tahun ke depan,” ujarnya.
Selain itu menurutnya, alokasi dana Otsus ke kabupaten-kota yang berubah setiap pergantian gubernur, membuat ketidak pastian pemerintah kabupaten-kota.
“Kegagalannya siapa? Kita semua bertanggung jawab. Bukan siapa-siapa,” ucapnya.
Ia mengatakan, untuk itu Papua butuh pemimpin visioner, transformatif, dan inovatif ke depan guna melakukan berbagai perubahan tanpa mengabaikan kearifan lokal.
“Perlu ada kolaborasi, antara pemerintahan daerah di Papua. Baik antara sesama kabupaten-kota di Papua, maupun di luar Papua,” katanya. (Mrk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar