MAYBRAT, (Maybrat News) – Ratusan mahasiswa dan masyarakat Maybrat yang tergabung dalam forum peduli perubahan kabupaten Maybrat menyampaikan berbagai ketimpangan Pemda Maybrat dalam aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Maybrat, 23 Juli lalu.
Melalui siaran pers yang diterima (M-N) (25/7/2020) malam, Musell Safkaur, koordinator lapangan dalam unjuk rasa terbesar dan pertama di kabupaten Maybrat itu, menyatakan bahwa ada 18 point tuntutan yang disampaikan kepada Pemerintah Maybrat melalui lembaga perwakilan rakyat (DPRD Maybrat).
Dalam aksi tersebut, salah satu poin yang disampaikan tentang penolakan rencana perpanjangan Otonomi Khusus (Otsus jilid II), bagi provinsi Papua dan Papua Barat, serta mendesak Kepala daerah mencopot jabatan Kepala Dinas Pendidikan Maybrat, sebagai mosi ketidakpercayaan atas pelayanan pendidikan kabupaten Maybrat.
“Kami meminta dengan tegas kepada Bupati Maybrat, untuk segera mencopot jabatan kepala dinas pendidikan kabupaten maybrat karena dinilai lalai dalam tugasnya, dan menuntut Pemerintah membangun asrama mahasiswa Maybrat serta dialokasikan dana bantuan studi akhir kepada mahasiswa Maybrat di seluruh kota studi di Indonesia,” ujarnya.
Pemda Maybrat juga didesak segera terapkan peraturan daerah (perda) tentang pembatasan wilayah pemerintahan kabupaten maybrat dan segera lengkapi sarana dan prasarana pendidikan disetiap tingkatan sekolah (SD, SMP dan SMA) se kabupaten Maybrat serta membentuk lembaga independen bagi mahasiswa/i Maybrat di seluruh Indonesia.
“Kami juga desak PT. Wanagalang Utama dan PT. Bangun Kayu Irian di Aifat Timur ditutup dari wilayah Maybrat, dan menolak pembangunan pos-pos militer di wilayah Aifat Selatan, Aifat Timur dan Mare, serta mendesak DPRD Kabupaten Maybrat untuk menetapkan perda menutup segala bentuk perusahaan yang direncanakan di kabupaten Maybrat,” katanya.
Selajutnya, Petrus Kosamah, koordinator umum dalam aksi unjuk rasa tersebut, juga mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan audit investigasi terhadap APBD kabupten Maybrat periode tahun anggaran 2018, 2019, dan 2020
Aksi Solidaritas Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Maybrat itu, kata Petrus, mentitik beratkan pada cita-cita dari lahirnya Kabupaten Maybrat yang merupakan wilayah adminitrasi [Daerah Otonomi Baru] dari Kabupaten Sorong Selatan pada tahun 2009.
“Sesuai dengan cita–cita hadirnya suatu DOB untuk mendekatkan pelayanan publik guna mensejahterakan masyarakat yang mendiami suatu daerah, dari aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pembangunan (infrastruktur) serta menjamin kehidupan sosial yang harmonis tetapi juga melakukan manifestasi politik yang bermartabat guna mengembangkan pembangunan yang bermartabat,” kata Kosamah.
Kosamah mengatakan, pelayanan publik pemerintahan Kabupaten Maybrat tiga tahun terakhir dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Maybrat, Bernad Sagrim dan Paskalis Kocu, atau (pasangan SAKO) dinilai gagal total dalam menerjemahkan dan menjalankan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Maybrat periode 2017-2022
“Ketidakadilan dalam pelayanan pemerintahan baik pembangunan sarana prasarana jalan, jembatan, listrik, air bersih yang tidak merata di sub wilayah Ayamaru Raya, Aitinyo Raya, Aifat Raya,dan Yumases Raya, tetapi juga pelayanan kesehatan yang sangat minim belum ada rumah sakit yang bersakala besar sebagai rumah sakit daerah untuk melayani masyarakat,” kata Kosamah dalam rilisnya.
Dia juga mengkritisi pendidikan di kabupaten Maybrat yang dinilai mengalami degradasi, dan tidak ada pengembangan ekonomi makro dan mikro di wilayah kabupaten Maybrat serta tidak ada regulasi peraturan daerah (Perda) yang didorong melalu legislatif untuk mengikat dan mengatur pelaku usaha.
Koordinator umum aksi damai ini mengungkapkan bawah dari semua persoalan yang di sebutkan, masa aksi ini terpacu kesadaran dari mahasiswa dan mahasiswi Maybrat se-nusantara menuntut pemerintah Maybrat menyelesaikan persoalan dalam tuntutan mereka yang ditujukan demi lahirnya perubahan di negeri tercinta bumi A-3 (sebutan Kabupaten Maybrat).
“Aksi damai ini bertujuan untuk menyuarakan persoalan-persoalan yang ada untuk melahirkan sebuah transformasi dan restorasi guna membangun Maybrat yang maju, mandiri dan bermartabat,” tutupnya. (Mrk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar