"Nehaf Sau Bonout Sau" "Satu Hati Satu Komitmen"

Rabu, 06 Oktober 2021

14 Peserta Didik Pendidikan Adat (Wuon) Di Kumurkek Ditamatkan

                   14 Peserta Pendidikan (woun) yang Tamat Melakukan Foto Bersama
                   

MAYBRAT, (Maybrat News) - Setelah mengikuti pendidikan adat (wuon) selama 6 bulan dari April sampai September 2021. Akhirnya, 14 orang peserta didik Wuon ditamatkan untuk kembali ke orang tua atau keluarganya.

Pantauan, para tenaga pendidik melingkari 14 peserta didik dari rumah wofle ke rumah dansa (srar) di kampung Aisyo Distrik Aifat Kabupaten Maybrat Kamis, (30/9/2021).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Maybrat, Dr. Bernard Sagrim yang diwakili Kepala Dispenda Maybrat, Melianus Saa, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Persandian dan Data Maybrat, tokoh masyarakat Maybrat, Drs. Agustinus Saa, M.Si, kepala distrik, kepala kampung dan masyarakat yang hadir.


Bupati Maybrat Bernard Sagrim dalam sambutannya yang diwakili Kepala Dispenda  Maybrat, Melianus Saa mengutarakan kegiatan yang dilakukan masyarakat tentunya juga menjadi perhatian dan dukungan pemerintah.


"Kegiatan pendidikan inisiasi adat (Wuon) yang dilakukan di tiga wilayah besar yakni Aifat di Kumurkek sebanyak 14 orang dan Ayawasi sebanyak 19 orang sedangkan Aitinyo 32 orang dan Ayamaru 9 orang. Ini kaitan dengan membentuk sikap dan mental bagi peserta didik laki-laki ketika turung menjalankan hidup yang baik aman dan harmonis dengan sesama, alam semesta dan Tuhan,"ujarnya.


Pendidikan inisiasi (wuon) kata Melianus Saa, itu simbol dan jati diri kita orang Maybrat sedangkan kain timur itu bukan budaya kita tetapi hanya pakai jadikan pertukaran bayar membayar dan lainnya sedangkan hak ciptanya orang timur.

 "Wuon ini kita punya jadi kita harus pertahankan karena ini jati diri kita, bila perlu kedepan di buat suatu Peraturan Daerah (Perda) untuk setiap dua tiga tahun digelar sebagai warisan budaya untuk generasi berikutnya, bila perlu dijadikan sebagai festifal budaya Maybrat,"tandasnya.


Selain itu, ketua panitia pendidikan inisiasi adat (wuon), Manfred Baho mengatakan pendidikan wuon yang dilakukan saat ini merupakan upaya pewarisan budaya dan jati diri orang Maybrat untuk membentuk karakter, mental dan sikap bagi generasi muda laki-laki.

"Ini budaya kita, daripada hilang sebaiknya diwariskan. Bila perlu dilakukan setiap dua atau tiga tahun. Jadi yang dilakukan saat ini ada tiga tahap yaitu tahap pertama merif wuon tena  (penunjukan murid baru) tahap kedua fane aret (kurban) dan tahap ketiga makuo mbo (ungkapan syukur) dengan makan bersama dan siswa baru kembalikan ke orang tua atau keluarganya,"ungkapnya.

Tidak langsung kembali ke keluarga kata Manfred Baho yang juga kepala kampung Aisyo Distrik Aifat Kabupaten Maybrat provinsi Papua Barat bahwa selama 1 bulan mereka (red) tinggal di rumah dan makan sendiri tidak bersentuhan langsung dengan keluarga atau warga sekitarnya.


"Jadi, setelah satu bulan baru mereka (red) kembali bisa bersentuhan dengan keluarga atau warga sekitarnya tetapi saat ini tinggal di rumah sendiri termasuk makan dan minum,"ucapnya.


Dirinya berharap, apa yang dilakukan saat ini untuk mempertahankan identitas dan jati diri budaya orang Maybrat yaitu pendidikan adat (Wuon) bagi laki dan pendidikan fenia mroh bagi perempuan yang diwarisi nenek moyang kita sampai saat ini.

"Kami sampaikan terima kasih kepada warga masyarakat, khususnya keluarga yang punya anak ikut pendidikan adat (wuon) yang ikut mendukung penuh kerja panitia sehingga dari persiapan sampai hari terakhir berjalan aman baik dan lancar. (Mrk)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Michael R Kareth "Pengisian Jabatan DOB PBD Wajib Prioritaskan Orang Asli Papua"

                                                    Dr. Michael Rafael Kareth, S.Hut, M.Si Dr. Michael R Kareth, S.Hut,  M.Si., mantan Aktif...