"Nehaf Sau Bonout Sau" "Satu Hati Satu Komitmen"

Jumat, 07 Desember 2018

TPNPB : Itu serangan bersenjata, bukan eksekusi

Pasukan TPN PB



Jayapura, Maybrat News- Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) akhirnya buka suara terkait dugaan pembunuhan yang dituduhkan kepada mereka. TPNPB mengaku sebagao pihak yang bertanggungjawab atas penembakan beberapa orang yang disebut sebagai karyawan PT.  Istaka Karya yang tengah membangun jalan Trans Papua.
“Kami yang bertanggungjawab. Ada kontak senjata. Itu serangan bersenjata, bukan eksekusi seperti yang disampaikan aparat keamanan Indonesia,” ungkap juru bicara TPNPB, Sebby Sambom kepada Jubi melalui sambungan telepon, Rabu (5/12/2018), membantah keterangan aparat keamanan Indonesia yang menyebutkan para pekerja dibunuh dengan cara eksekusi.

Kapendam Cenderawasih, Kolonel Muhamad Aidi sebelumnya mengatakan karyawan PT Istaka Karya dieksekusi di sebuah tempat bernama Puncak Kabo.

Panglima Daerah Tentara Pembebasan Nasional Papaua Barat (TPNPB) Makodap III Ndugama Egianus Kogeya, lanjut Sebby telah memerintahkan Pemne Kogoya untuk menyerang sejumlah orang di kali Aworak, Kali Yigi dan Pos TNI Distrik Mbua.
Lanjutnya, TPNPB sudah cukup lama memantau para pekerja di kali Awarok dan Kali Yigi.

“Mereka itu anggota militer, Denzipur. Bukan pekerja sipil,” lanjut Sebby yang ketika dihubungi sedang berada di Papua Nugini.

Pada tahun 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadikan Zeni TNI AD sebagai mitra kerja membuka trans Papua. Langkah ini melanjutkan kebijakan Presiden SBY yang menerbitkan Kepres No. 40 Tahun 2013 yang menjadi dasar keterlibatan TNI dalam pembangunan Jalan Trans Papua yang sebelumnya bernama Jalan Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B)

Zeni Angkatan Darat mengerahkan sejumlah 394 orang personel dengan komposisi meliputi Denzipur-10 dan Denzipur-12, mengerjakan ruas jalan Wamena-Habema dan Habema-Mbua. Yonzipur-18, mengerjakan ruas jalan Mbua-Mugi dan Mugi-Paro, sedangkan dari Yonzikon-14 mengerjakan ruas jalan Paro-Kenyam dan Kenyam-Mamugu, dengan kekuatan tiap kelompok berjumlah 107 personel.

Kurang lebih tiga bulan lamanya TPNPB memantau pekerja Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi dan Pos Mbua. Selama tiga bulan itu, mereka mempelajari gerak-gerik  pekerja di kali Aworak, Kali Yigi hingga Pos TNI Distrik Mbua.

“Mereka yang bekerja di Kali Aworak, Kali Yigi murni Anggota TNI dari Zeni Tempur.  Selama ini TPNPB juga tahu yang berkerja pada proyek Jalan Trans dan Jembatan-Jembatan yang ada sepanjang Jalan Habema, Juguru, Kenyam hingga Batas Batu adalah Anggota TNI,” jelas Sebby.
Sehingga menurutnya, sekalipun orang-orang tersebut berpakaian sipil atau preman, mereka tetap saja anggota militer.

SSebby juga menyebutkan TPNPB bukanlah kelompok kriminal sebagaimana yang sering disebutkan oleh aparat keamanan Indonesia. TPNPB adalah tentara pembebasan nasional rakyat Papua Barat yang bertujuan membebaskan Papua Barat dari Indonesia.

"kami sudah sampaikan pernyataan perang pada awal tahun 2018 ini," ujar Sebby.


Dikutip tirto.id, secara terpisah, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut 20 orang menjadi korban dalam pembunuhan di Nduga, Papua. 19 orang adalah pekerja PT Istaka Karya dan seorang lagi personel TNI.

"Informasi sementara adalah 20 [korban]," kata Tito saat memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta,

Eliya Bagau, Kontributor Maybrat News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Michael R Kareth "Pengisian Jabatan DOB PBD Wajib Prioritaskan Orang Asli Papua"

                                                    Dr. Michael Rafael Kareth, S.Hut, M.Si Dr. Michael R Kareth, S.Hut,  M.Si., mantan Aktif...